UCW ANIMATION

Didalam blog ini anda akan mendapatkan pengetahuan tentang aset wisata khususnya yang ada di wilayah Taman Nasional Ujungkulon dan pada umumnya yang ada di banten semoga dengan adanya sajian blog ini bisa membantu anda apabila anda ingin berwisata di wilayah banten

INALILAHIWAINAILAIHIROJIUUN TELAH MENINGGAL DUNIA BADAK LANGKA BERCULA SATU DITEMUKAN TEWAS DI TNUK







Seekor badak jawa yang diperkirakan jantan ditemukan sudah jadi kerangka oleh anggota Tim Inventarisasi Badak Jawa, di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten.

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang Agus Priambudi di Pandeglang, Rabu (26/5), menjelaskan, hewan langka itu ditemukan sudah menjadi kerangka, dan diperkirakan sudah mati dua-tiga bulan lalu.

"Penemuan kerangka badak jawa itu berawal ketika Basuki, anggota Tim Inventariasi Badak Jawa (TIBJ), melakukan penelusuran di kawasan TNUK pada Kamis (20/5), tiba-tiba melihat tumpukan tulang, dan setelah diteliti ternyata kerangka badak jawa," katanya.

Lokasi penemuan kerangka badak jawa itu, selama ini dikenal sebagai jalur lintasan/pergerakan hewan langka tersebut, tepatnya di Blok Nyiur. Badak mati tepat di bawah sebatang pohon.

Saat ditemukan, badan badak tersebut berbaring pada sisi kanan, dan kuku kaki belakang terbenam ke dalam tanah sedalam 5-7 centimeter (cm), lebih dalam dibandingkan kuku kaki depan.

Agus juga menjelaskan, kerangka badak jawa yang mati ditemukan dalam kondisi utuh, tidak ada bagian tubuhnya yang hilang, termasuk culanya yang selama ini paling diincar para pemburu.

"Dengan melihat kerangka yang masih utuh itu, maka kami bisa katakan kalau kematian badak itu bukan karena perburuan liar," ucapnya.

Untuk pengetahui penyebab kematiannya secara lebih seksama, dia mengaku masih harus melakukan penyelidiki lebih lanjut, namun dugaan sementara karena sakit.

Mengenai umur badak tersebut, Agus mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan dokter hewan diperkirakan sekitar 40 tahun, atau masih relatif muda.

Kerangka atau tulang badak jawa tersebut, kini disimpang di Kantor Balai TNUK Pandeglang.

Tulang yang kini tersimpan itu yakni satu cula dengan panjang 16 cm lebar 13 cm, dua taring masing-masing berukuran 15 cm, tulang panggul pelakan dua potong, sumsum belakang 26 potong, kaki belakang 20 potong, telakop kuku belakang enam potong.

Selain itu, kuku jari belakang 34 buah, engsel sumsum 13 potong, serpihan 27 potong, kepala satu buah, gigi 27 buah, paha belakang lima potong, rusuk kanan 14 potong, rusuk kiri 25 potong, leher tiga potong, selangka dua potong, pangkal kaki dua potong.

Kemudian, tulang ekor 14 potong, kaki belakang enam ekor, kaki depan enam ekor, telakop kaki depan enam potong dan kuku depan 13 buah

sumber lain yang Dikutif dari WWF
Serang (30/05)-Seekor badak jantan ditemukan di sekitar areal Nyiur (060 40’ 34,1” E – 1050 20’ 22,3”) - Taman Nasional Ujung Kulon, pada hari Kamis, 20 Mei 2010, pukul 14.40 WIB. Lokasi kematian badak dikenal sebagai jalur lintasan/pergerakan badak, dan individu yang mati tersembunyi di bawah pohon.
Menurut laporan yang disusun oleh Project Leader WWF-Indonesia di Ujung Kulon Adhi Rahmat S. Hariyadi dan Drh. Hendarti dari Dinas Peternakan Kabupaten Serang, Provinsi Banten, badak tersebut ditemukan Baehaki dan tiga personil Tim Inventarisasi Badak Jawa lainnya dalam kondisi berupa tulang belulang dengan keberadaan larva (belatung) pada cula dan kuku-kuku kaki. Bagian tubuhnya selain tulang, gigi, cula, dan kuku sudah terdekomposisi.
Berdasarkan kondisi kerangka dan tulang, badak tersebut diperkirakan mati sekitar 2-3 bulan yang lalu dengan mengeliminir kemungkinan perburuan karena cula dan menur (beberapa bagian yang biasanya menjadi incaran pemburu) masih berada di lokasi. Tampak ada tanda-tanda hewan yang memakan badak setelah mati dengan tertariknya bagian kepala ke sebelah barat.
Sementara data dan informasi lapangan lain mengenai badak yang mati tersebut menyebutkan bahwa posisi kematian badak berbaring pada sisi kanan dengan kondisi cula, kerangka, dan gigi-giginya yang masih baik. Berdasarkan ukuran kerangka dan keberadaan cula, dapat disimpulkan bahwa kerangka ini berasal dari badak jantan dewasa, dan dengan fakta yang sama dapat dipastikan badak mati bukan karena perburuan liar.

Mengacu pada informasi yang didapat dari kematian badak di tahun 2000 dan juga penjelasan Dr. Van Strien mengenai indikasi penyebab kematian berdasarkan posisi kematian badak, maka ada kesan bahwa kematian badak di Nyiur ini bukan karena usia tua ataupun kondisi gigi yang sudah aus (mekanisme digesti yang menurun). Pengamatan pada gigi geraham badak menunjukkan bahwa gigi geraham paling belakang (geraham bungsu) belum tumbuh, sehingga dapat disimpulkan bahwa individu badak ini belum mencapai usia tua.

Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan di sekitar kerangka, terkesan badak mati dengan cepat tanpa mengalami rasa nyeri yang berkepanjangan (tidak ada kerusakan akibat terjangan badak yang menderita nyeri – seperti yang terjadi pada kematian badak di bulan Februari 2003). Hal seperti ini sering juga terjadi pada kuda yang mati mendadak (sudden death) akibat gangguan pada fungsi jantung yang disebabkan oleh over exercise (Cardiomyopathy). Fraktura pada tulang panggul dapat terjadi akibat hempasan yang keras saat badak terjatuh, atau terjadi setelah kematian / akibat gangguan hewan lain yang memakan sisa-sisa bangkai badak tersebut.

Analisis patologi tidak mungkin dilakukan mengingat kondisi karkas yang sudah terdekomposisi dan hanya menyisakan tulang belulang. Namun demikian ada beberapa tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu verifikasi gigi herbivora (kondisi dan usia) oleh dokter hewan yang telah dilakukan pada tanggal 26 Mei 2010 di kantor balai TNUK, analisis tanah di sekitar kerangka badak yang meliputi: logam berat (Hg) dan bahan toksik (Sianida), mikroorganisme (E. Coli, Salmonella, Staphylococcus), Trypanosoma, Anthraks, serta penelusuran kemungkinan kejadian Cardiomyopathy pada badak.
SUMBER www.wwf.or.id/

0 Responses to "INALILAHIWAINAILAIHIROJIUUN TELAH MENINGGAL DUNIA BADAK LANGKA BERCULA SATU DITEMUKAN TEWAS DI TNUK"